Greating...

Ini merupakan suatu tempat yang mungkin sangat bermanfaat.. Kumpulan makalah-makalah dari berbagai study keilmuan yang mungkin sangat membantu dalam pekerjaan tugas-tugas Anda..

salam "Halaman_Belakank"

Senin, Oktober 29, 2012

Sejumlah Peralatan Analitik yang Penting


Sejumlah Peralatan Analitik yang Penting
A.   Analisis Konseptual
Analisis Konseptual merupakan salah satu peralatan penting yang digunakan para filsuf untuk menilai berbagai pernyataan dan memahami komponen konsepnya. Analisis konseptual mengadung usaha mengkhususkan “syarat yang memadai dan diperlukan” (sufficient and necessary conditions) untuk penerapan yang tepat semua analisis konseptual, sebisa mungkin menghindari circularity (gerakan memutar). Sebuah analisis disebut circular (memutar), jika istilah yang di analisis (bahasa latin, analisandum – pangkal urai) terjadi dalam (analisan – pengurai). Ketika menganalisis sebuah konsep penting, pastikan bahwa yang ditawarkan (atau kritik) sungguh – sungguh bersifat informatif dan menghindari jenis gerak memutar.

B.   Counterexample (Conttoh – tandingan)
Metode contoh – tandingan (counterexample) merupakan aat analitik yang ampuh yang seringkali dipakai untuk membantah sebuah pernyataan atau tesis. Secara sederhana, sebuah counterexample adalah contoh yang berfungsi menentang sejumlah proposisi atau pernyataan.ada dua bentuk propositional (keterangan) dan argumental (perbincangan).
1.      Contoh – tandingan keterangan (propositional counterexample) adalah sebuah bukti lain yang menentang sebuah keterangan (proporsisi). Keterangan yang dibantah, biasanya merupakan penilaian universal, seperti “Semua kuda adalah hitam”. Misalnya, pernyataan “Semua tindakan manusia adalah mementingkan diri sendiri”, dapat dibantah dengan menunjukkan sebuah tindakan manusia yang tidak mementingkan diri sendiri. Ini merupakan bantahan mengenai sebuah generalisasi oleh contoh – tandingan keterangan.
2.      Contoh – tandingan perbincangan (argumental counterexample) menargetkan sebuah argumen atau penyimpulan (inference), ketimbang sebuah pernyataan tunggal. Jika anda bisa menghasilkan contoh – tandingan yang dapat membantah sebuah peryataan atau teori, maka anda telah melakukan sesuatu yang sungguh berarti.


C.   Dilema (Perbincangan Serba Salah)
Menghadapi dilema adalah seperti berada di antara batu dan tempat yang keras. Ia biasanya melibatkan penentuan berbagai pilihan yang terasa tak sesuai atau tak mengenakkan.

D.   Reductio Ad Absurdum (Penyusutan Sampai pada Kemustahilan)
Walaupun terasa menekan, nama Latin reduction ad absurdum (secara harfiah berarti mengurangi ketidakmungkinan) adalah strategi argumentasi yang biasa dan cukup sederhana. Argumen reductio menggunakan sifat kebenaran yang dipertahankan denga kendungan logis (logical entailment);dari kebenaran, maka hanya kebenaran yang muncul. Maka, jika sebuah pernyataan mengandung sesuatu yang salah, pernyataan itu pasti salah.
Dengan demikian, strategi reductio adalah menerima, demi tujuan argumen, asumsi yang bertentangan dengan apa yang ingin anda buktikan, dan menunjukkan bahwa asumsi itu (ketika digabungkan dengan sejumlah premis) mengarah pada kesalahan. Reductio juga tidak berarti pengarangnya melakukan kesalahan atau kontradiksi. Pengarang hanya menunjukkan absurditas yang muncul dari penolakan pendiriannya.
Contoh klasik reductio ad absurdum adalah argument ontologis Anselm tentang keberadaan Tuhan. Anselm ingin membuktikan bahwa Tuhan – makhluk pengada terbesar itu pasti ada.

E.   Kekuatan Proposisi
Pernyataan tentang kekuatan proposisi ini penting, karena sejumlah alasan. Pertama, akan sangat ceroboh menggunakan premis yang lebih kuat dari yang sekedar anda butuhkan untuk membuktikan kesimpulan anda. Sebab, semakin kuat pernyataan yang anda buat, semakin sulit anda mempertahankannya.
Mengetahui kekuatan sebuah proposisi juga berguna ketika anda memberikan penelitian terhadap pendirian yang berlawanan, atau ketika anda mempertimbangkan kemungkinan keberatan terhadap pandangan anda sendiri.


Beberapa Keutamaan Tulisan Kefilsafatan

A.   Konsistensi (Consistency)
konsistensi merupakan sifat yang harus ada dalam rangkaian atau kumpulan kalimat (misalnya, semua pernyataan dalam makalah anda). Serangkaian pernyataan adalah KONSISTEN, jika dan hanya jika, ada kemungkinan semua pernyataan itu benar pada waktu yang bersamaan. Seringkali inkonsistensi terjadi dengan samar. Inkonsistensi adalah salah satu indikasi yang jelas bahwa seorang pengarang tidak memikirkan pendirian pemikirannya secara hati – hati, yaitu hati – hati dalam menentukan konsekuensi logis dari sesuatu yang dikatakan.

B.   Koherensi (Coherence)
Sebuah kalimat yang berdiri sendiri dapat menjadi tidak koheren (inkoheren) ketika dalam keseluruhan kalimatnya tidak memiliki arti. Inkoherensi dapat terjadi ketika sebuah kalimat yang bermakna ditempatkan dalam konteks yang tidak semestinya.

C.   Kontinuitas (Continutity)
Salah satu cara untuk mengurangi inkoherensi adalah mengusahakan kontinuitas. Gagasan harus berhubungan satu dengan lainnya secara logis, formal dan ketat; setiap bagian esai harus mengalir lancet, dari bagian yang mendahului ke bagian sesudahnya. Agar arus informasi dan pemikiran terus mengalir sepanjang paragraf, anda kiranya perlu memikirkan bahwa setiap kalimat harus mengandung sebuah subjek dan predikat (misalnya “A – B”).

D.   Kejelasan (Clarity)
Kejelasan sebuah ungkapan bergantung pada seleksi yang hati-hati dan penggunaan kata yang tepat. Pemikiran kritis bergantung pada konsistensi organisasi unit bahasa (kata, kalimat, paragraf) ke dalam diskursus yang tertib dan dapat dimengerti. Kejelasan bersifat relatif. Maka berhati-hatilah dengan berbagai penggunaan kata yang berbeda, ragam makna dan kekaburan arti.

E.   Kepadatan (Conciseness)
Keutamaan lain yang diinginkan dalam tulisan kefilsafatan adalah kepadatan. Tulisan yang padat mengemas banyak informasi dalam ruangan yang terbatas. Tulisan tidak lebih dari yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan anda. Jangan terlalu mencoba mencapai kepadatan, sehingga merusak perkembangan inti esei anda sendiri, yang mungkin perlu diperjelas dan dibuat lebih meyakinkan.

Sabtu, Oktober 06, 2012

“ Hadits Dhaif dan macam-macamnya”



“ Hadits Dhaif dan macam-macamnya”
Hadits dhaif : Hadits yang didalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shahih atau pun hadits hasan.
·         Sebab-sebab hadits dhaif tertolak
a)      Sanad Hadits
Dari sisi sanad hadits ini terperinci kedalam dua bagian, yaitu :
1)      Ada kecacatan pada perawinya baik meliputi keadilannya maupun kedhabitannya.
2)      Sanadnya tidak bersambung.
b)      Matan Hadits
1)      Hadits Mauquf
2)      Hadits Maudhu
·         Macam-macam Hadits dhaif
1.      Dhaif karena tidak bersambung sanadnya
·         Hadits Munqathi’ adalah hadits yang gugur sanadnya disatu tempat atau lebih atau pada sanadnya disebutkan nama seseorang yang tidak dikenal namanya.
·         Hadits Mu’allaq adalah hadits yang rawinya digugurkan seorang atau lebih diawal sanadnya secara berturut-turut.
·         Hadits Mursal adalah hadits yang gugur sanadnya setelah tabi’in
·         Hadits Mu’dhal adalah hadits yang gugur dua sanadnya atau lebih secara berturut-turut.
·         Hadits Mudallas adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak ternoda.
2.      Dhaif karena tiadanya syarat adil
·         Hadits maudhu adalah hadits yang dibuat-buat oleh seorang pendusta yang cipaataan ini dinisbatkan kepada nabi muhammad secara dusta baik disengaja atau tidak.
·         Hadits Matruk dan Hadits Munkar
3.      Dhaif karena tiadanya dhabit
·         Mudraj adalah hadits yang menampilkan redaksi tambahan, pada bukan bagian dari hadits
·         Hadits Maqlub adalah hadits yang matannya tertukar pada salah seorang perawi pada sanadnya
·         Hadits Mudtharib adalah hadits yang diriwayatka dengan bentuk yang berbeda-beda padahal dari satu perawi atau lebih
·         Hadits Mushahaf dan Muharraf
Hadits Mushahaf terjadinya perubahan redaksi hadits dan maknanya dan Hadits Muharraf hadits yang perbedaannya terjadi disebabkan karena perubahan syakal.
4.      Dhaif Karena kejanggalan dan kecacatannya
·         Hadits Syadz adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang maqbul, akan tetapi bertentangan dengan periwayatannya dari orang yang lebih utama kualitasnya
·         Hadits Mu’allal adalah hadits yang diketahui ‘illatnya setelah dilakukan penelitian dan penyelidikannya meskipun pada lahirnya tampak selamat dari cacat.
5.      Dhaif dari segi matannya
·         Hadits Mauquf
·         Hadits Maqthu’ adalah hadits yang diriwayatkan dari tabi’in dan disandarkan kepadanya baik perkataan maupun perbutannya.

Hadits dari Segi Kuantitas dan Kualitas



Hadits dari Segi Kuantitas dan Kualitas
·         segi kuantitas
Hadits Mutawattir : Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang tidak berdusta sejak awal sanad sampai akhir sanad.
Hadits mutawattir ada tiga :
a)      Mutawatir Lafdzy adalah hadits yang mutawatir baik makna maupun lafadznya.
b)      Mutawattir Ma’nawi adalah hadit yang mutawatir maknanya tapi lafadznya tidak.
c)      Mutawatir Amali adalah hadits nabi yang menyuruh untuk mengerjakan urusan agama.
Hadits Ahad : Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang tidak mencapai batasan hadits mutawatir.
Hadits Ahad ada dua :
a)      Hadits Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat, tetapi bilangannya tidak sampai pada ukuran hadits mutawatir, kemudian baru mutawatir setelah sahabat.
b)      Hadits Ghair Masyhur
·         Hadits Aziz adalah hadits yang perawinya tidak kurang dari dua orang dalam semua tingkatan sanadnya.
·         Hadits Ghorib adalah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalm meriwayatkannya menyendiri. Hadits ini ada dua macam yaitu Ghorib Mutlaq dan Gharib Nisbi.

·         segi kualitas
Hadits Maqbul : Hadits yang telah diterima secara sempurna dan diterima syarat-syaratnya. Syarat-syarat penerimaan suatu hadits menjadi hadits maqbul yaitu berkaitan dengan sanadnya, yaitu sanadnya diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit.
1.      Hadits Mardud : Hadits yang tidak memenuhi syarat-syaratnya atau sebagian dari syarat hadits maqbul.
Hadits Mardud ada tida :
1)      Hadits Shahih : Hadits yang bersambung musnadnya pada sanadnya dan perawinya oleh orang-orang yang adil dan dhabit, dan sampai hingga keakhir sanad serta tidak ada kejanggalan dan cacat.
Syarat-syarat hadits sahih adalah :
·         Sanadnya bersambung
·         Perawinya adil
·         Perawinya dhabith
·         Tidak syadz
·         Tidak ber’illat
2)      Hadits Hasan : Hadits yang diriwayatkan dari dua arah dan para perawinya tidak tertuduh dusta dan tidak mengandung syadz yang menyalah hadits-hadits shahih. Syarat-syaratnya sama dengan hadits shahih tetapi kualitas kedhabitannya dibawah perawi hadits shahih.
Macam-macam hadits Hasan :
·         Hasan Lidzatihi adalah hadits yang sanadnya bersambung dengan perawiyatan yang adil, dhabit meskipun tidak sempurna dari awal sampe akhir tanpa ada kejanggalan dan cacat yang merusak
·         Hasan Lighairihi ini terjadi dari hadits dhaif jika banyak periwayatannya, sementara para perawinya tidak diketahuikeahliaanya dalam meriwaytkannya.