A.
Pengertian Stres
Kata stres bermula darai
kata latin yaitu “Stringere” yang berarti ketegangan dan tekanan. Stres
merupakan suatu yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu
tuntutan lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan
terganggu. Bilamana stres telah mengganggu fungsi seseorang, dinamakan
distress. Distress kebanyakan dirasakan orang jika situasi menekan dirasakan
terus-menerus ( tugas yang berat atau tugas yang dikakukan karena tugas
dilakukan dengan situasi yang tidak kondusif atau stres yang dilakukan dengan
dasar rasa trauma).
Ada beberapa pengertian dari
stres yaitu;
1.
Menurut Robbin,
Stres adalah suatu kondisi dinamis
dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan,
atau sumber daya yang
terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut
dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
2.
Menurut Michael,
Stres merupakan suatu respon adaptif,
dimoderasi oleh perbedaan individu
yang merupakan konsekwensi dai setiap tindakan, situasi, peristiwa dan yang menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang
Dengan dua definisi diatas tentunya kita sulit memahami
tentang stress yang sebenarnya. Pada dasarnya stress
merupakan sebuah tekanan yang terjadi
pada diri seorang individu baik itu berupa
beban pekerjaan dan lainnya, dan membuat
individu tersebut merasa terbebani dan keberatan untuk menyelesaikan sebagai kewajibannya. Dengan kata lain
stress merupakan tekanan yang tidak
biasa terjadi diri setiap individu
karna adanya tuntutan.[1]
B.
Penyebab orang mengalami stres
Stres yang dialami oleh
seseorang biyasanya selalu berkonotasi negatif karena akan mengalami suatu
kontra produktif. Stres sendiri dapat juga membantu proses mengingat yang
dialami dalam jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stres bisa meningkatkan
glokosa yang menuju ke otak, yang memberikan energi lebih kepada neuron. Hal
dapat mendorong untuk meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Disisi
lain jika stres dilakukan secara terus menerus, akan menyebabkan terhambatnya
pengiriman glukosa ke otak yang mengakibatkan rendahnya daya ingat manusia.
Adapun
hal-hal yang menjadi sumber penyebab terjadinya stress adalah sebagai berikut:
1)
Faktor
Lingkungan
· Ketidakpastian Ekonomi, misalnya orang merasa cemas terhadap
kelangsungan pekerjaan mereka.
· Ketidakpastian Politik,
misalnya adanya peperangan akibat perebutan kekuasaan.
· Perubahan Teknologi, misalnya dengan adanya alat-alat eletronik
dll, munculnya bom dimana-mana.
2)
Faktor
Organisasional
· Tuntutan Tugas, misalnya desain pekerjaan individual, kondisi
pekerjaan, dan tata letak fisik
pekerjaan.
· Tuntutan Peran, misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam
organisasi.
· Tuntutan Antarpersonal, misalnya tidak adanya dukungan dari pihak
tertentu atau terjain hungan yang buruk.
3)
Faktor
personal.
· Persoalan Keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan retaknya
hubungan keluarga.
· Persoalan Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi
apa yang didambakan.
· Berasal dari kepribadiannya sendiri.
Dari berbagai masalah yang telah disebutkan tadi baik dari masalah
yang hadapi secara personal, organisasi, dan lingkungan. Hal semacam itu yang
sangat tidak diharapkan setiap orang dalam segala kondisi apapun, terutama
dalam pekerjaan. Organisasi pun sangat tidak menginginkan setiap anggotanya
mengalami masalah tersebut. Oleh karena itu peran sebagai pemimpin atau manajer
sangat berperan supaya bisa menyelesaikan masalah tersebut agar tidak
mengganggu organisasi.[2]
C.
Dampak dan akibat dari stress
Berbagai tekanan dan gangguan dalam sebuah
organisasi tentunya pasti sangat sering terjadi. Hal ini lah yang perlu dihindari
agar kinerja kerja tidak terganggu. Semua bisa di atasi asalkan dapat
mengindikasikan masalah yang kita hadapi itu sendiri. Semakin seseorang
mendapatkan tekanan diluar batas dari kemampuan dirinya sendiri tentunya akan
mengalami stres pula yang cukup berat dan sangat mengganggu kerja otak termasuk
dengan daya ingat.
Dampak
dan akibat dari stress itu sendiri dalam
buku Organizational Behavior (Robbin), dikelompokkan menjadi tiga
gejala, yaitu gejala Fisiologis, Psikologis, dan Perilaku.
1)
Gejala
Fisiologis, meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sakit jantung.
2)
Gejala
Psikologis, meliputi kecemasan, depresi, dan menurunnya tingkat kepuasan kerja.
3)
Gejala
Perilaku, meliputi perubahan produktivitas, kemangkiran dan perputaran
karyawan.
Semua gejala-gejala yang disebutkan diatas tentu sangat membuat
ketidak nyamanan setiap orang. Ingin rasanya untuk terhindar dari segala
tekanan stres yang dialaminya. Bahkan sampai pada tingkatan stres yang tinggi
dalam gejala psikologis, seseorang bisa berfikir untuk mengakhiri hidupnya.
Tekanan yang dirasa sudah cukup berat lah yang membuat dampak seperti itu.
D.
Manajemen stres atau cara mengatasi stress
Ada dua
pendekatan dalam manajemen stres, yaitu:
1.
Pendekatan
Individual
· Penerapan manajemen waktu
Pengaturan
waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan menjadi stres.
Dikarenaka setiap orang pastinya memiliki rasa lelah yang sangat besar dan
perlukan pembagian waktu untuk istirahat dan merelaksasikan tubuh dari
kepadatan jadwal kerja. Pola pembagian waktu yang baik antar waktu bekerja,
beridah, dan waktu istirahat. Waktu bekerja antara jm7 pagi sampai jm6 sore,
setelah itu kemungkinan daya tingkat kejenuhan seseorang akan meningkat disaat
itulah diperlukan istirahat yang cukup untuk mengembalikan rasa lelah.
· Penambahan waktu olah raga
Dalam tubuh
manusia diperluakan olah raga yang dapat mengatur dan merangsang syaraf motorik
dan otot-otot sehingga membuat badan kita menjadi bugar. Ketahanan fisik yang
dimiliki pun akan semakin baik. Olah raga pun bisa dilakukan seminggu 3 kali
atau 1 minggu sekali. Bisa dengan joging di pagi atau di sore hari, cukup
melakukan olah raga yang ringan.
· Pelatihan relaksasi
Setelah
melakukan kerja yang cukup padat dan banyak, tentunya membuat tubuh menjadi
lelah dan diperlukan relaksasi yang membantu menenangkan tubuh yang tegang
menjadi relaks. Merefres otak yang sudah di pakai untuk bekerja setiap hari.
Cara yang ampuh dalam relaksasi bisa dengan mendengarkan musik atau menonton
film sambil bersantai. Namun ada juga yang malakukan meditasi atau yoga.
· Perluasan jaringan dukungan social
Berhubungan
dengan banyak orang memang sanagt diperlukan. Selain dengan mempermudah dalam
pekerjaan, dengan memiliki banyak jaringan pertemanan juga bisa kita manfaatkan
sebagi tempat berbagi dalam memecahkan masalah yang di alami. Terkadang setiap
orang hal seperti ini sangat diperlukan sekali. Karena itu manusia adalah
makhluk sosial yang saling butuh membutuhkan.
2.
Pendekatan
Organisasional
· Menciptakan iklim organisasional yang mendukung.
Banyak
organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik yang
tinggi yang menyertakan infleksibel. Ini dapat membawa stres kerja yang
sungguh-sungguh. Strategi pengaturan mungkin membuat struktur lebih
desentralisasi dan organik dengan membuat keputusan partisipatif dan aliran
keputusan ke atas. Perubahan struktur dan proses struktural mungkin akan
menciptakan iklim yang lebih mendukun bagi pekerja, memberikan mereka lebih banyak
kontrol terhadap pekerjaan mereka, dan mungkin akan mencegah atau mengurangi
stres kerja mereka.
· Adanya penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.
Pada dasarnya
kemampuan ilmun atau skil yang dimiliki oleh seyiap orang mungkin akan berbede
satu dengan yang lainnya. Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian sangat
menunjang sekali terselesaikannya suatu pekerjaan. Penyesuaiaan penempatan yang
baik dan penseleksian itu yang sangat diperluakan suatu perusahaan atau
organisasi agar setiap tujuan dapat tercapai dengan baik. Seperti halnya
seorang petani yang tidak tahu bagaimana seorang nelayan yang mencari ikan,
tentunya akan kesulitan.
· Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional.
Konflik dalam
sebuah organisasi mungkin adalah hal yang wajar dan mungkin sering juga
terjadi. Konflik apapun yang terjedi tentunya akan menimbulkan ketidak jelasan
peran suatu organisasional tersebut. Mengidentifikasi konflik penyebab stres
itu sangat diperlukan guna mengurangi atau mencegah stres itu sendiri. Setiap
bagian yang dikerjakan membutuhkan kejelasan atas setiap konflik sehingga
ambigious itu tidak akan terjadi. Peran organisasi itu yang bisa
mengklarifikasikan suatu konflik yang terjadi sehingga terjadilah suatu
kejelasan dan bisa menegosiasikan konflik.
·
Penetapan
tujuan yang realistis.
Setiap
organisasi pastinya memiliki suatu tujuan yang pasti. Baik bersifat profit
maupun non profit. Namun tujuan organisasi itu harus juga bersifat real sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Kemampuan suatu
organisasi dapat dilihat dari skli yang dimiliki oleh setiap orang anggotanya.
Dengan tujuan yang jelas dan pasti tentunya juga sesuai dengan kemampuan
anggotanya maka segala tujuan pasti akan tercapai pula. Namun sebaliknya jika
organisasi tidak bersikap realistis dan selalu menekan anggotanya tanpa adanya
kordinasi yang jelas stres itu akan timbul.
·
Pendesainan
ulang pekerjaan.
Stres yang
terjadi ketika bekerja itu kemungkina terjadi karena faktor kerjaan yang sangat
berat dan menumpuk. Cara menyikapi dan mengatur program kerja yang baik adalah
membuat teknik cara pengerjaannya. Terkadang setiap orang mengerjakan pekerjaan
yang sulit terlebih dahulu dari pada yang mudah. Seseorang akan terasa malas
dan enggan untuk mengerjakan pekerjaannya ketika melihat tugas yang sudah
menumpuk maka akan timbul stres. Strategi yang dilakukan adalah melakukan
penyusunan pekerjaan yang muadah terlebih dahulu atau pekerjaan yang dapat
dikerjakan terlebih dahulu. Sedikit demi sedikit pekerjaan yang menumpuk pun
akan terselesaikan. Dengan kata lain stres pun bisa dihindari dan bisa
dikurangi.
·
Perbaikan
dalam komunikasi organisasi.
Komunikasi
itu sangatlah penting sekali dalam berorganisasi. Komunikasi dapat mempermudah
kerja seseorang terutama dalam team work. Sesama anggota yang tergabung dalam
satu kelompok selalu berkordinasi dan membicarakan program yang akan dilakukan.
Komunikasinya pun harus baik dan benar. Perbedaan cara kordinasi dan instruksi
ke atasan mau pun bawahan. Sering sekali terjadi kesalahan dan tidak mampu
menempatkan posisi dan jabatan sehingga terjadi kesalahan dalam
mengkomunikasikan.
·
Membuat
bimbingan konseling
Bimbingan
konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres. Konseling yang
dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang.
Psikologis seseorang terganggu sekali ketika stres itu menimpa. Rasa yang tidak
tahan dan ingin keluar dari tekanan-tekanan yang dirasakan tentunya akan
menambah rasa stres yang dihadapinya. Konseling dengan psikolog sedikitnya
mungking bisa membantu keluar dari tekanan stres.[3]
Bab
III
PENUTUP
Kesimpulan
Perubahan-perubahan
sosial yang cepat sebagai konsekuensi modernisasi mempunyai dampak pada
kehidupan. Tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
tersebut, pada gilirannya dapat menimbulkan ketegangan atau stres pada dirinya.
Stres sendiri merupakan hasil dari perkembangan teknologi yang demikian
cepatnya dalam abad ke duapuluh satu ini, suatu ironi kehidupan. Manusia menciptakan
berbagai macam produk untuk meningkatkan taraf hidupnya, untuk hidup lebih
efisien, namun dalam proses memproduksi berbagai macam produksi, manusia harus
menghadapi berbagai macam kondisi, yang dapat menimbulkan stres yang lebih
banyak.
Daftar Pustaka
Michael,
2006, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jakarta: ERLANGGA. Sutrisno,
Edy, 2010, Robbin, Stephen 2008, Organizational Behavior¸ Jakarta:
SALEMBA EMPAT. T.Matteson, _________, Budaya Organisasi, Jakarta:
KENCANA.
http://zhiinocenct.blogspot.com/pengertian-stres-dan
jenis-jenisnya
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_stres