Sejumlah
Peralatan Analitik yang Penting
A. Analisis Konseptual
Analisis
Konseptual merupakan salah satu peralatan penting yang digunakan para filsuf untuk
menilai berbagai pernyataan dan memahami komponen konsepnya. Analisis
konseptual mengadung usaha mengkhususkan “syarat yang memadai dan diperlukan”
(sufficient and necessary conditions) untuk penerapan yang tepat semua analisis
konseptual, sebisa mungkin menghindari circularity (gerakan memutar). Sebuah
analisis disebut circular (memutar), jika istilah yang di analisis (bahasa
latin, analisandum – pangkal urai)
terjadi dalam (analisan – pengurai). Ketika menganalisis sebuah konsep penting,
pastikan bahwa yang ditawarkan (atau kritik) sungguh – sungguh bersifat
informatif dan menghindari jenis gerak memutar.
B.
Counterexample
(Conttoh – tandingan)
Metode
contoh – tandingan (counterexample) merupakan aat analitik yang ampuh yang
seringkali dipakai untuk membantah sebuah pernyataan atau tesis. Secara
sederhana, sebuah counterexample adalah contoh yang berfungsi menentang
sejumlah proposisi atau pernyataan.ada dua bentuk propositional (keterangan)
dan argumental (perbincangan).
1. Contoh
– tandingan keterangan (propositional counterexample) adalah sebuah bukti lain
yang menentang sebuah keterangan (proporsisi). Keterangan yang dibantah,
biasanya merupakan penilaian universal, seperti “Semua kuda adalah hitam”.
Misalnya, pernyataan “Semua tindakan manusia adalah mementingkan diri sendiri”,
dapat dibantah dengan menunjukkan sebuah tindakan manusia yang tidak mementingkan
diri sendiri. Ini merupakan bantahan mengenai sebuah generalisasi oleh contoh –
tandingan keterangan.
2. Contoh
– tandingan perbincangan (argumental counterexample) menargetkan sebuah argumen
atau penyimpulan (inference), ketimbang sebuah pernyataan tunggal. Jika anda
bisa menghasilkan contoh – tandingan yang dapat membantah sebuah peryataan atau
teori, maka anda telah melakukan sesuatu yang sungguh berarti.
C.
Dilema
(Perbincangan Serba Salah)
Menghadapi
dilema adalah seperti berada di antara batu dan tempat yang keras. Ia biasanya
melibatkan penentuan berbagai pilihan yang terasa tak sesuai atau tak
mengenakkan.
D.
Reductio
Ad Absurdum (Penyusutan Sampai pada Kemustahilan)
Walaupun
terasa menekan, nama Latin reduction ad
absurdum (secara harfiah berarti mengurangi ketidakmungkinan) adalah
strategi argumentasi yang biasa dan cukup sederhana. Argumen reductio menggunakan sifat kebenaran
yang dipertahankan denga kendungan logis (logical entailment);dari kebenaran,
maka hanya kebenaran yang muncul. Maka, jika sebuah pernyataan mengandung
sesuatu yang salah, pernyataan itu pasti salah.
Dengan
demikian, strategi reductio adalah
menerima, demi tujuan argumen, asumsi yang bertentangan dengan apa yang ingin
anda buktikan, dan menunjukkan bahwa asumsi itu (ketika digabungkan dengan
sejumlah premis) mengarah pada kesalahan. Reductio juga tidak berarti
pengarangnya melakukan kesalahan atau kontradiksi. Pengarang hanya menunjukkan
absurditas yang muncul dari penolakan pendiriannya.
Contoh
klasik reductio ad absurdum adalah
argument ontologis Anselm tentang keberadaan Tuhan. Anselm ingin membuktikan
bahwa Tuhan – makhluk pengada terbesar itu pasti ada.
E.
Kekuatan
Proposisi
Pernyataan
tentang kekuatan proposisi ini penting, karena sejumlah alasan. Pertama, akan
sangat ceroboh menggunakan premis yang lebih kuat dari yang sekedar anda
butuhkan untuk membuktikan kesimpulan anda. Sebab, semakin kuat pernyataan yang
anda buat, semakin sulit anda mempertahankannya.
Mengetahui
kekuatan sebuah proposisi juga berguna ketika anda memberikan penelitian
terhadap pendirian yang berlawanan, atau ketika anda mempertimbangkan
kemungkinan keberatan terhadap pandangan anda sendiri.
Beberapa
Keutamaan Tulisan Kefilsafatan
A.
Konsistensi
(Consistency)
konsistensi
merupakan sifat yang harus ada dalam rangkaian atau kumpulan kalimat (misalnya,
semua pernyataan dalam makalah anda). Serangkaian pernyataan adalah KONSISTEN,
jika dan hanya jika, ada kemungkinan semua pernyataan itu benar pada waktu yang
bersamaan. Seringkali inkonsistensi terjadi dengan samar. Inkonsistensi adalah
salah satu indikasi yang jelas bahwa seorang pengarang tidak memikirkan
pendirian pemikirannya secara hati – hati, yaitu hati – hati dalam menentukan
konsekuensi logis dari sesuatu yang dikatakan.
B.
Koherensi
(Coherence)
Sebuah
kalimat yang berdiri sendiri dapat menjadi tidak koheren (inkoheren) ketika
dalam keseluruhan kalimatnya tidak memiliki arti. Inkoherensi dapat terjadi
ketika sebuah kalimat yang bermakna ditempatkan dalam konteks yang tidak
semestinya.
C.
Kontinuitas
(Continutity)
Salah
satu cara untuk mengurangi inkoherensi adalah mengusahakan kontinuitas. Gagasan
harus berhubungan satu dengan lainnya secara logis, formal dan ketat; setiap
bagian esai harus mengalir lancet, dari bagian yang mendahului ke bagian sesudahnya.
Agar arus informasi dan pemikiran terus mengalir sepanjang paragraf, anda
kiranya perlu memikirkan bahwa setiap kalimat harus mengandung sebuah subjek
dan predikat (misalnya “A – B”).
D.
Kejelasan
(Clarity)
Kejelasan
sebuah ungkapan bergantung pada seleksi yang hati-hati dan penggunaan kata yang
tepat. Pemikiran kritis bergantung pada konsistensi organisasi unit bahasa
(kata, kalimat, paragraf) ke dalam diskursus yang tertib dan dapat dimengerti.
Kejelasan bersifat relatif. Maka berhati-hatilah dengan berbagai penggunaan
kata yang berbeda, ragam makna dan kekaburan arti.
E.
Kepadatan
(Conciseness)
Keutamaan lain
yang diinginkan dalam tulisan kefilsafatan adalah kepadatan. Tulisan yang padat
mengemas banyak informasi dalam ruangan yang terbatas. Tulisan tidak lebih dari
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan anda. Jangan terlalu mencoba mencapai
kepadatan, sehingga merusak perkembangan inti esei anda sendiri, yang mungkin
perlu diperjelas dan dibuat lebih meyakinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar